MY STORY

Hari ini saya dan tiga teman saya berencana mengunjungi salah seorang anak yang sakit (sanak family teman saya) namanya Sari. Dari kabar dari adiknya, gendang telinganya pecah dan kakinya luka sehingga kesulitan berjalan. Di suatu sore kami berempat langsung menuju kos tempat Sari tinggal. Anehnya tidak satu pun dari kami berempat yang tahu pasti alamatnya. Dua dari kami tinggal di daerah yang sama dengan Sari. Kami mendapat petunjuk karena pernah melihat Sari berjalan menuju lorong yang ada di daerah tersebut. Dengan rasa sok tau saya memimpin perjalanan itu. Sesampainya di lorong langkah kami terhenti karena ada tenda yang tepasang. Ternyata itu adalah kemah pesta pernikahan adik kelas dari kedua teman saya. Kami memutar arah. Alasannya adalah malu bertemu dan ditanya kapan nyusul. Adik kelas aja udah nikah, kakak kelasnya kapan?? Saya menggoda teman-teman. Setelah memutar dan mencari arah lain menuju kos yang belum diketahui pasti. Karena saya ngotot di lorong itulah Sari tinggal. Kami tidak punya pilihan lain selain melewatinya tapi dari arah yang berlawan karena sudah putar arah. Teman saya tadi pun ingin pulang karena menolak melewati kemah akhirnya ikut dan menyiapkan diri menyingkirkan rasa malu dan menarik napas panjang sebelum mulai berjalan. Setelah melewati dan bertemu orang-orang di kemah yang memang dikenali teman saya, ternyata tak ada satu pun kos-kosan di daerah itu. Teman saya pun gondok setengah mati. Tawa kami pun pecah saat itu. Teman saya terlihat menghela napas panjang. Tapi kebingungan masih dirasakan. Setelah hampir sejam berjalan tanpa arah akhirnya bertemu dengan Satria teman Sari. Lalu kami pun memintanya untuk diantar ke kos Sari. Sesampainya di kos Sari kami tidak tahu yang mana kamarnya. Kami dituntun oleh Satria masuk melalui pintu belakang dan memutar sehingga kembali tepat di depan pintu yang pertama kali kami lihat. Saat itu kami berpikir kenapa tidak lewat pintu ini saja??? Ternyata kami dikerjai oleh Satria. (Wah kampret ni anak, berani-beraninya mengerjai orang tua). Mungkin karena terlau capek ketika berputar mencari kos Sari tadi sehingga menyebabkan gagal fokus yang berkepanjangan. Setelah masuk ke kamarnya. Sari sedang tertidur, yang ada hanya adiknya. Tak berapa lama Sari terbangun. Kami menanyakan keadaanya dan bagaimana dengan kaki dan telinganya. Dalam pikiran kami jika gendang telinganya pecah kemunginan bisa jadi tuli. Sari menjawab bahwa dia sudah membaik. Dia bisa bejalan. Lalu kami lanjut bertanya bagaimana dengan gendang telinga yang pecah?? Dia menjawab bahwa gendang telinganya tidak pecah. Kami kaget dan berpikir sejenak, pantas dari tadi dia menjawab dengan benar dan sepertinya tidak ada masalah dengan pendengarannya. Lalu informasi yang kami terima??? Hahahaha….. hari ini terasa sangat lucu. Enam puluh menit yang begitu melelahkan. Lalu siapakah yang gendang telinganya pecah??? Apakah ini mimpi???Ini menjadi teka teki bagi kami. Semuanya gagal fokus dan memang butuh aqua segalon setelah melakukan perjalanan suci ini. Dan pelajaran yang bisa diambil adalah janganlah kamu berjalan tanpa tau tujuan dan alamatnya yang jelas, jika tidak kalian akan berakhir sama seperti kami. Karena itu memalukan dan melelahkan.

Comments

Popular posts from this blog

LOMBA DEKORASI KELAS

KEBUN AJAIB NARRA

IBU, KATA TERINDAH DI DUNIA