IBU, KATA TERINDAH DI DUNIA
IBU, KATA TERINDAH DI DUNIA
Kasih
ibu kepada beta
Tak
terhingga sepanjang masa
Hanya
memberi tak harap kembali
Bagai
sang surya menyinari dunia
Itulah
sedikit kata-kata yang pantas untuk mengambarkan sosok seorang Ibu.
Ibu,
Ibu, Ibu….
Jika
ada yang bertanya apakah kata yang paling indah di dunia, maka sudah pasti
jawabannya adalah Ibu. Semua orang di dunia pasti setuju.
Ibu
yang mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih
sayang.
Di
bumi ini terdapat lebih dari 200 negara dan ratusan bahasa yang digunakan,
rasanya tak ada satu katapun yang bisa menggambarkan betapa besar pengorbanan
seorang Ibu.
Balasan
dalam bentuk apapun takkan pernah cukup walaupun itu setinggi gunung atau
bahkan seluas samudera.
Ibu,Ibu,Ibu….
Wanita
yang selalu bekerja keras demi menghidupi anak-anaknya. Terbangun di awal pagi
dan tidur di akhir malam. Selalu bekerja untuk mencari rezeki bagi keluarga.
Semua
pekerjaan apa saja yang bisa mendatangkan uang pasti dilakukannya tanpa ada
rasa malu.
Bekerja
dengan penuh semangat dan ketekunan di bawah terik matahari. Tidak peduli berapa
banyak peluh yang bercucuran dari tubuhnya. Ingin sekali rasanya menyeka peluh
itu.
Berjalan
kaki ribuan kilo pun selalu dilakukan setiap hari demi mendapatkan sesuap nasi.
Memeras keringat dan membanting tulang walapun bayaran yang didapat tidaklah
seberapa. Ketika hari telah berlalu dan mendapat bayaran, terlihat senyum di
wajah lelahnya. Perasaan bahagia muncul setelah bekerja seharian terbayar
dengan beberapa lembar rupiah.
Hal
itulah yang membuat ia senang karena bisa membeli makanan dan kebutuhan lain
bagi anak-anaknya.
Itulah
aktivitas rutin seorang ibu yang selau bekerja tanpa mengenal lelah.
Ketika
pulang kerja, ternyata pekerjaan lain di rumahnya pun telah menunggu.
Tidak
peduli seberapa lelah dirinya, ia pasti akan menyiapkan semua kebutuhan
keluarga di rumahnya dengan senyum gembira di wajahnya karena bisa membawa
rezeki bagi keluarganya untuk tetap bertahan hidup.
Rasa
lelah disembunyikan diganti dengah wajah bahagia untuk keluarganya. Entah apa
yang sebenarnya ia rasakan tak pernah ia tunjukkan. Yang ada dalam pikirannya
hanyalah sebisa mungkin melakukan yang
terbaik bagi anak-anak dan keluarganya.
Bekerja
seharian di siang hari dan mengurusi keluarga di malam hari membuatnya terlihat
kurus karena waktu tidurnya yang sedikit.
Di
pagi hari, sebelum fajar menyingsing Ibu pasti telah terbangun untuk menyiapkan
makanan bagi keluarga. Dan berangkat untuk bekerja lagi tanpa ada yang tahu
kepergiannya.
Semangat
dan ketekunan selalu ditunjukkan. Melakukan pekerjaan berat dan kasar tak ia
pedulikan hingga tangan halusnya pun menjadi kasar dan penuh luka.
Bekerja
di bawah terik matahari, tak peduli batapa panas cuacanya. Saat hujan merasa
kedinginan. Seakan tak peduli lagi dengan kesehatannya sendiri. Ibu selalu
terlihat kuat dan tersenyum. Ketika merasa akan sakit tak pernah mengeluh,
takut jika anaknya merasa khawatir dengan dirinya.
Ibu
adalah wanita mulia yang paling pandai menyembunyikan perasaan lelah, sakit dan
sedihnya.
Setiap
hari berusaha untuk selalu menunjukan wajah gembira bagi anak-anaknya.
Ibu
tak akan pernah mau untuk membagi apa yang ia rasakan sebenarnya. Ia lebih
memilih untuk memendamnya sendiri dalam hatinya.
Masalah
apapun yang datang, ia tak pernah membiarkan orang lain tahu walau terasa berat
sekalipun. Selalu berusaha dengan cepat mencari solusinya. Hingga orang lain
tak menyadari akan masalah yang sebenarnya ia hadapi.
Ia
hanya akan mengadu kepada Allah tentang apa yang ia rasakan dalam setiap
sujudnya di sepertiga malam. Air mata selalu mengalir dari kedua matanya sambil
menengadahkan tangan memohon kepada Sang Pencipta agar selalu diberi kekuatan
dan kesehatan untuk diri dan anak-anaknya. Agar ia bisa tetap terus bekerja
membantu pemimpin keluarga mencukupi kebutuhan keluarga. Pada saat itulah
perasaan seorang Ibu terlihat jelas. Perasaan yang selama ini disembunyikannya.
Ibu,
Ibu, Ibu….
Wanita
mulia yang tak pernah peduli dengan diriya sendiri. Asalkan bisa membahagiakan
keluarga dalam segala kekurangan yang ada, itulah hal terindah dalam hidupnya.
Bekerja
keras dan mengurusi keluarga setiap waktu membuatnya tak sadar fisiknya telah
berubah. Rambut indahnya kini memutih, kulitnya menjadi keriput dan
penglihatannya menjadi kurang jelas.
Ketika
anak-anaknya telah dewasa dan mandiri serta memilki pekerjaan tetap yang bagus,
itulah kebahagiaan terbesar bagi seorang Ibu. Bisa mendidik, membesarkan,
megasuh dan menyekolahkan anaknya agar menjadi orang sukses. Berusaha keras
mencari biaya sekolah untuk anaknya, tak mau membiarkan anak-anaknya seperti
dirinya yang kurang beruntung dalam pendidikan karena faktor ekonomi.
Semua
anak-anaknya sibuk dengan pekerjaan masing-masing di tempat lain meninggalkan
dirinya yang telah renta di rumah.
Kesempatan
bertemu dengan anak-anaknya menjadi sulit karena kesibukan anak-anaknya. Dalam
setahun hanya bisa sekali melihat wajah anaknya. Itu pun dalam waktu yang
singkat.
Perasaan
rindu yang sangat dalam yang terpendam sekian lama berubah menjadi perasaan
bahagia bercampur haru ketika melihat anaknya yang telah sukses datang
menemuinya.
Rasa
rindu ingin bertemu anaknya pun tak pernah ia tunjukan. Tak pernah meminta
kepada anaknya untuk datang menjenguknya jika ia memintanya. Hanya menunggu
waktu dan kesempatan dari anak untuk datang menemuinya.
Ibu
takut jika ia terlalu egois dan membuang waktu sang anak dengan meminta
menjenguknya jika ia sedang rindu.
Ketika
anaknya harus kembali bekerja dan meninggalkannya lagi, betapa berat bagi
seorang Ibu untuk melepas kepergian anaknya. Hatinya terasa sakit dan tak mampu
berkata apapun.
Ingin
rasanya Ibu menahan kepergian sang anak. Namun, itu tidaklah mungkin bagi
dirinya. Ibu selalu berusaha terlihat tegar dengan selalu tersenyum.
Ibu
selalu memberi nasihat kepada anaknya dan berdoa agar selalu dalam lindungan
Yang Maha Kuasa.
Di
dalam hati kecilnya pasti ia menginginkan agar pertemuan itu belangsung lama
dan takkan pernah berakhir.
Dalam
hatinya ia menangis dan berdoa agar waktu cepat berlalu sehingga ia bisa
bertemu anaknya lagi.
Perpisahan
itu membuat Ibu harus memendam rasa rindu yang dalam waktu yang lama.
Kini
ia harus sendiri dan berkawan sepi untuk kesekian kalinya.
Good job!
ReplyDeletethank you
Delete